Senin, 27 April 2015

Makalah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran "Media Cetak"


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fisik. Ranah pengembangan mencakup berbagai variasi teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran tetapi, tidak terpisah dengan teori dan praktek yang berhubungan dengan belajar dan rancangan. Ranah pengembangan dapat diorganisasikan menjadi empat kategori : teknologi cetak yang menjadi dasar kategori lain, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi tepadu.
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Media memiliki banyak makna baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Misalnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuan. Media adalah alat bantu apa saja yang yang dapat dijadikan penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran, Djamarah dkk, 2002 : 136 – 137. Menurut Syaifulbahri Djamarah dan Aswan Zain, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. AECT dalam Harsono 2002 memaknai sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA memaknai media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian teknologi media cetak ?
2.      Bagaimana sejarah media cetak?
3.      Bagaimana karakteristik teknologi media cetak ?
4.      Bagaimana keunggulan dan keterbatasan media cetak dalam pendidikan ?
5.      Bagaimana pemanfaatan media cetak dalam pendidikan ?
6.      Bagaimana pengembangan media belajar berbasis cetakan?


1.3  Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengartian teknologi media cetak.
2.      Untuk mengetahui karakteristik teknologi media cetak .
3.      Untuk mengetahui  keunggulan media cetak dalam pendidikan.
4.      Untuk mengetahui pemanfaatan media cetak dalam pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian Teknologi  Cetak
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan (printing atau offset). Media bahan catak menyajikan pesan atau informasi melaui huruf atau gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang akan disampaikan.
Media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media penyampai pesan pembelajaran dimana padanya terkandung teks (bacaan) dan ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas pengajaran dan informasi. Di samping buku teks  atau buku ajar, termasuk pula lembaran penuntun berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoprasikan sesuatu peralatan atau memeliahra peralatan.
Teknologi cetak adalah cara –cara untuk memproduksi atau menyabarkan materi, seperti buku dan materi visual statis, yang pada umumnya dilakukan melalui proses cetak mekanis atau fotografis. Subkategori ini mencakup teks, grafis dan sajian atau reproduksi foto. Meteri cetak dan visual melibatkan teknologi yang paling dasar. Materi ini memberikan dasar baik untuk perkembangan maupun pemanfaatan kebanyakan materi dalam bentuk hardcopy. Teks yang ditampilkan oleh computer merupakan contoh pemanfaatan teknologi barbasis computer untuk produksi. Apabila teks itu dicetak dalam hardcopy dan digunakan untuk pembelajaran, hal itu merupakan contoh penyebaran dalam teknologi cetak.
Dua komponen utama teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual. Pengembangan kedua tipe materi pembelajaran itu banyak bergantung pada teori yang berhubungan dengan persepsi visual, membaca, teori pemrosesan informasi, dan teori belajar. Materi tertua dan masih belum umum digunakan ada dalam bentuk buku  teks yang mengandung data rangsang sensori yang ditampilkan melalui media bahasa dan materi visual, cetak, dan menumjukkan realitas efektifitas relative berbagai realisme sudah disinggung oleh sejumlah teori ( Dwyer, 1972;1978 ). Dalam bentuk murninya, media visual dapat membawakan pesan lengkap, tetapi hal ini tidak terjadi dalam interaksi pembelajaran. Kebanyakan yang ada ialah paduan informasi tekstual dan visual.

2.2 Sejarah Media Pembelajaran Berbasis Cetakan
Secara historis, istilah media cetak mulai muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456 Yang kemudian dalam bidang terus menerus berkembanglah peoduk alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya.
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu‑satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Picturs (Dunia Tergambar) yang diterbitikan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagai siswa melalui semua indera, terutama indera pandang‑dengar.

2.3  Karakteristik Teknologi Cetak
1.      Teks dibaca secara linearsedangkan visual disajikan secara parsial. 
2.      Menampilkan komonikasi secara satu arah dan reseptif 
3.      Ditampilkan secara statis atau diam 
4.      Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan dan persepsi visual.
5.      Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara individual. Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa. Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa dapat membenntuk gaya belajarnya masingmasing. Dalam hal ini guru dan lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator dan semangat pada siswa yang sedang belajar.

2.4  Keunggulan Media Cetak Untuk Pendidikan Adalah Sebagai  Berikut:
1.      Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun  sikap.
2.      Dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari, malam hari) dan dimana saja (seperti dirumah, dikendaaraan umum, terminal atau tempat lain yang memungkinkan).
3.      Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain. Kemasan media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik yang mudah membawanya kemana saja mereka pergi.
4.      Selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau teknik penyajian materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian seperti penulis indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun subjudul.

2.5 Keterbatasan Media Cetak
1.      Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.
2.      Biaya percetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi , gambar, atau foto yang berwarna warni.
3.      Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari sampai berbulan-bulan, tergatung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan.
4.      Perbagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak berlalu panjang dan dapat membosannkan.
5.      Umumnya media cetak membawa hasil yang baik jika tujuan pelajaran itu bersifat kognitif, misalnya belajar tentang fakta dan keterampilan.
6.      Jika tidak dirawat dengan baik, media cetakan cepat rusak dan hilang.
7.      Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.




2.6  Pemanfaatan Media Cetak Dalam Pendidikan.
Media cetak khususnya modul merupakan media utama yang digunakan dalam pendidikan. Beberapa hal yang perlu diperatikan dalam pemanfaatan media cetak dalam pendidikan antara lain :
1.      Pastikan bahwa semua modul dan media cetak lain seperti foster, lembar kerja dll yang dibutuhkan untuk semua mata pelajaran telah dirancang dan diproduksi sesuai dengan prinsip pengembangan bahan belajar mandiri.
2.      Pastikan bahwa modul-modul yang dibutuhkan tersebut didistribusikan dengan baik keseluruh tutor dan peserta didik sesuai dengan mata pelajaran yang diambilnya.
3.      Pastikan para tutor  telah memahami semua modul sesuai dengan mata pelajaran yang dibinanya untuk memudahkan memberikan bantuan konsultasi kepada peserta didiknya.
4.      Beri kesimpulan kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan belajarnya (ujian) secara fleksibel sesuai dengan kepastian belajarnya masing-masing. Pastikan peserta didik memperoleh umpan balik sesegera mungkin.

2.7 Pengembangan media berbasis cetakan
Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis cetak/print out dalam bentuk teks dan ilustrasi yang perlu diperhatikan keberagaman siswa, di mana siswa mungkin saja memiliki perbedaan dalam kemampuan berbahasa, sehingga media pembelajaran yang dibuat akan bersifat lebih mudah digunakan dan dipahami siswa. Penggunaan struktur tertentu, menambahkan berbagai kegiatan (aktivitas belajar), ilustrasi, gambar, foto, peta konsep, kuis, dan permainan akan mengakomodasi perbedaan gaya belajar yang mungkin ada sehingga siswa lebih dapat mengikuti pembelajaran dengan media ini secara lebih baik.
Materi pembelajaran berbasis cetak yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penntun, jrnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menurut enam elemen  yang perlu diperhatikan pada saat meracang, yaitu:
1.      Konsistensi  
·         Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf;
·         Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi. Jarak antara judul dan baris pertama serta garis samping supaya sama, dan antara judul dan teks utama. Spasi yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapi dan oleh karena itu tidak memerlukan perhatian sungguh-sungguh.
2.      Format
·         Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai; sebaliknya, jika paragraf tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom akan lebih sesuai.
·         Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel se­cara visual.
·         Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan dilabel secara visual.
3.      Organisasi
·         Upayakan untuk selalu. menginformasikan siswa atau pernbaca mengenai di mana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat sepintas, bagian atau bab berapa mereka baca. Jika memungkinkan, siapkan piranti yang memberikan orientasi kepada siswa tentang posisi­nya dalam teks secara keseluruhan.
·         Susunlah teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.
·         Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.

4.      Daya Tarik
Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk membaca teks.
5.      Ukuran Huruf
·         Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya.
·         Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit.
6.      Ruang (spasi) Kosong
1)      Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk:
·         Ruangan sekitar judul;
·         Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas me­maksa perhatian siswa/pembaca untuk masuk ke tengah-tengah halaman.
·         Spasi antar-kolom; semakin lebar kolomnya, se­makin luas spasi di antaranya;
·         Permulaan paragraf diindentasi;
·         Penyesuaian spasi antarbaris atau antar para­graf.
2)      Sesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat keterbatasan.
3)      Tambahkan spasi antar paragraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.
4)      Perancang pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi denga media berbasis teks ini menjadi interaktif.
Petunjuk berikut yang dapat membantu menyiapkan media berbasis tes yang interaktif.
·         Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses, dan dikuasai.
·         Pertimbangkan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
·         Pertimbangkan hasil analisis respons siswa.
·         Siapkan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai kemampuan.
·         Gunakan beragam jenis, latihan dan evaluasi seperti, main peran, studi kasus, berlomba, atau simulasi.
                                                  



BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Teknologi cetak adalah cara –cara untuk memproduksi atau menyabarkan materi, seperti buku dan materi visual statis, yang pada umumnya dilakukan melalui proses cetak mekanis atau fotografis. Teknologi cetak merupakan teknologi yang pertama kali dimanfaatkan oleh banyak orang, karena karkteristik, keunggulan dan pemanfaatan yang mudah dilakukan. Walaupun cenderung lebih banyak kelemahan daripada keunggulan dari media cetak, namun media cetak lebih ampuh untuk menambah daya tarik, dan memperlancar informasi yang disajikan.
Sedangkan karakteristik media cetak adalah:
1.      Teks dibaca secara linearsedangkan visual disajikan secara parsial. 
2.      Menampilkan komonikasi secara satu arah dan reseptif 
3.      Ditampilkan secara statis atau diam 
4.      Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan dan persepsi visual.
5.      Berorientasi atau berpusat pada siswa.

3.2  Saran
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itulah saran dan kritik yang bersifat membangun masih sangat kami harapkan guna penulisan makalah kami selanjutnya agar menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA


Dwiyogo, Wasis D, 2002. Dimensi – Dimensi Teknologi Pembelajaran. Malang:  Wineka Media.
Aristorahadi. WordPress. Com / 2008 / 04 /
Murtolihors. Blogspot. Com / 2008 / 05 /
Niceceu. Blogsome. Com / 2006 / 09 / 03 /

Tidak ada komentar:

Posting Komentar