BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi
rancangan kedalam bentuk fisik. Ranah pengembangan mencakup berbagai variasi
teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran tetapi, tidak terpisah dengan
teori dan praktek yang berhubungan dengan belajar dan rancangan. Ranah
pengembangan dapat diorganisasikan menjadi empat kategori : teknologi cetak
yang menjadi dasar kategori lain, teknologi audiovisual, teknologi berbasis
komputer, dan teknologi tepadu.
Media pembelajaran merupakan
komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Media memiliki
banyak makna baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Misalnya berbagai
macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan
tujuan. Media adalah alat bantu apa saja yang yang dapat dijadikan penyalur
pesan guna mencapai tujuan pengajaran, Djamarah dkk, 2002 : 136 – 137. Menurut
Syaifulbahri Djamarah dan Aswan Zain, media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau informasi pesan. Dalam perkembangannya media pembelajaran
mengikuti perkembangan teknologi. AECT dalam Harsono 2002 memaknai sebagai
segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA memaknai
media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca,
atau dibincangkan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi media cetak ?
2. Bagaimana sejarah media cetak?
3. Bagaimana karakteristik teknologi media cetak ?
4. Bagaimana keunggulan dan keterbatasan media cetak
dalam pendidikan ?
5. Bagaimana pemanfaatan media cetak dalam pendidikan ?
6. Bagaimana pengembangan media belajar berbasis cetakan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengartian teknologi media cetak.
2. Untuk mengetahui karakteristik teknologi media cetak .
3. Untuk mengetahui keunggulan media cetak dalam
pendidikan.
4. Untuk mengetahui pemanfaatan media cetak dalam
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Teknologi Cetak
Istilah media
berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium"
yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi.
Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga
media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media cetak adalah
media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan (printing atau
offset). Media bahan catak menyajikan pesan atau informasi melaui huruf atau
gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang
akan disampaikan.
Media pembelajaran
berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media penyampai pesan
pembelajaran dimana padanya terkandung teks (bacaan) dan ilustrasi-ilustrasi
pendukungnya. Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas
kertas pengajaran dan informasi. Di samping buku teks atau buku ajar,
termasuk pula lembaran penuntun berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang
harus diikuti ketika mengoprasikan sesuatu peralatan atau memeliahra peralatan.
Teknologi cetak adalah cara –cara
untuk memproduksi atau menyabarkan materi, seperti buku dan materi visual
statis, yang pada umumnya dilakukan melalui proses cetak mekanis atau
fotografis. Subkategori ini mencakup teks, grafis dan sajian atau reproduksi
foto. Meteri cetak dan visual melibatkan teknologi yang paling dasar. Materi
ini memberikan dasar baik untuk perkembangan maupun pemanfaatan kebanyakan
materi dalam bentuk hardcopy. Teks yang ditampilkan oleh computer
merupakan contoh pemanfaatan teknologi barbasis computer untuk produksi.
Apabila teks itu dicetak dalam hardcopy dan digunakan untuk
pembelajaran, hal itu merupakan contoh penyebaran dalam teknologi cetak.
Dua komponen utama teknologi ini adalah materi teks
verbal dan materi visual. Pengembangan kedua tipe materi pembelajaran itu
banyak bergantung pada teori yang berhubungan dengan persepsi visual, membaca,
teori pemrosesan informasi, dan teori belajar. Materi tertua dan masih belum
umum digunakan ada dalam bentuk buku teks yang mengandung data rangsang
sensori yang ditampilkan melalui media bahasa dan materi visual, cetak, dan
menumjukkan realitas efektifitas relative berbagai realisme sudah disinggung
oleh sejumlah teori ( Dwyer, 1972;1978 ). Dalam bentuk murninya, media visual
dapat membawakan pesan lengkap, tetapi hal ini tidak terjadi dalam interaksi
pembelajaran. Kebanyakan yang ada ialah paduan informasi tekstual dan visual.
2.2 Sejarah Media Pembelajaran Berbasis
Cetakan
Secara historis, istilah media cetak mulai
muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456
Yang kemudian dalam bidang terus menerus berkembanglah peoduk alat pencetak
yang semakin modern dan efektif penggunaannya.
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan
satu‑satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya,
sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita
mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama
yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut
berjudul Orbis Sensualium Picturs (Dunia Tergambar) yang diterbitikan pertama
kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar
bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui
penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar
yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagai
siswa melalui semua indera, terutama indera pandang‑dengar.
2.3 Karakteristik Teknologi Cetak
1. Teks dibaca secara linear, sedangkan
visual disajikan secara parsial.
2. Menampilkan komonikasi secara satu arah dan reseptif
3. Ditampilkan secara statis atau diam
4. Pengembangannya sangat tergantung kepada
prinsip-prinsip pembahasan dan persepsi visual.
5. Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah
pendekatan dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa
secara individual. Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi dan
berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang berorientasi pada siswa
ini didesain sedemikian rupa. Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang
luwes yang diarahkan agar siswa dapat membenntuk gaya belajarnya masingmasing.
Dalam hal ini guru dan lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator dan
semangat pada siswa yang sedang belajar.
2.4 Keunggulan
Media Cetak Untuk Pendidikan Adalah Sebagai Berikut:
1. Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan
dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan
ataupun sikap.
2. Dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari,
malam hari) dan dimana saja (seperti dirumah, dikendaaraan umum, terminal atau
tempat lain yang memungkinkan).
3. Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan
lain. Kemasan media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik
yang mudah membawanya kemana saja mereka pergi.
4. Selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau
teknik penyajian materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian
seperti penulis indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun
subjudul.
2.5
Keterbatasan Media Cetak
1. Sulit
menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.
2. Biaya
percetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi , gambar, atau foto
yang berwarna warni.
3. Proses
pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari sampai berbulan-bulan,
tergatung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada halaman
cetakan.
4. Perbagian
unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga tidak berlalu panjang dan dapat membosannkan.
5. Umumnya
media cetak membawa hasil yang baik jika tujuan pelajaran itu bersifat
kognitif, misalnya belajar tentang fakta dan keterampilan.
6. Jika
tidak dirawat dengan baik, media cetakan cepat rusak dan hilang.
7. Bahan
cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk
membacanya.
2.6 Pemanfaatan
Media Cetak Dalam Pendidikan.
Media cetak khususnya modul merupakan media utama yang
digunakan dalam pendidikan. Beberapa hal yang perlu diperatikan dalam
pemanfaatan media cetak dalam pendidikan antara lain :
1. Pastikan bahwa semua modul dan media cetak lain
seperti foster, lembar kerja dll yang dibutuhkan untuk semua mata pelajaran
telah dirancang dan diproduksi sesuai dengan prinsip pengembangan bahan belajar
mandiri.
2. Pastikan bahwa modul-modul yang dibutuhkan tersebut
didistribusikan dengan baik keseluruh tutor dan peserta didik sesuai dengan
mata pelajaran yang diambilnya.
3. Pastikan para tutor telah memahami semua modul
sesuai dengan mata pelajaran yang dibinanya untuk memudahkan memberikan bantuan
konsultasi kepada peserta didiknya.
4. Beri kesimpulan kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan
belajarnya (ujian) secara fleksibel sesuai dengan kepastian belajarnya masing-masing.
Pastikan peserta didik memperoleh umpan balik sesegera mungkin.
2.7 Pengembangan
media berbasis cetakan
Dalam pengembangan media
pembelajaran berbasis cetak/print out dalam bentuk teks dan ilustrasi yang
perlu diperhatikan keberagaman siswa, di mana siswa mungkin saja memiliki
perbedaan dalam kemampuan berbahasa, sehingga media pembelajaran yang dibuat
akan bersifat lebih mudah digunakan dan dipahami siswa. Penggunaan struktur
tertentu, menambahkan berbagai kegiatan (aktivitas belajar), ilustrasi, gambar,
foto, peta konsep, kuis, dan permainan akan mengakomodasi perbedaan gaya
belajar yang mungkin ada sehingga siswa lebih dapat mengikuti pembelajaran
dengan media ini secara lebih baik.
Materi
pembelajaran berbasis cetak yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku
penntun, jrnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menurut enam
elemen yang perlu diperhatikan pada saat meracang, yaitu:
1.
Konsistensi
·
Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak
menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf;
·
Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi. Jarak antara judul dan baris
pertama serta garis samping supaya sama, dan antara judul dan teks utama. Spasi
yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapi dan oleh karena itu tidak
memerlukan perhatian sungguh-sungguh.
2.
Format
·
Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai;
sebaliknya, jika paragraf tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom akan lebih
sesuai.
·
Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual.
·
Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan
dilabel secara visual.
3.
Organisasi
·
Upayakan untuk selalu. menginformasikan siswa atau pernbaca mengenai di
mana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat
sepintas, bagian atau bab berapa mereka baca. Jika memungkinkan, siapkan
piranti yang memberikan orientasi kepada siswa tentang posisinya dalam teks
secara keseluruhan.
·
Susunlah teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.
·
Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.
4.
Daya Tarik
Perkenalkan setiap bab
atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi
siswa untuk membaca teks.
5.
Ukuran Huruf
·
Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya.
·
Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat
proses membaca itu sulit.
6.
Ruang (spasi) Kosong
1)
Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah
kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan siswa/pembaca untuk beristirahat
pada titik-titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang
kosong dapat berbentuk:
·
Ruangan sekitar judul;
·
Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa perhatian siswa/pembaca
untuk masuk ke tengah-tengah halaman.
·
Spasi antar-kolom; semakin lebar kolomnya, semakin luas spasi di
antaranya;
·
Permulaan paragraf diindentasi;
·
Penyesuaian spasi antarbaris atau antar paragraf.
2)
Sesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat
keterbatasan.
3)
Tambahkan spasi antar paragraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.
4)
Perancang pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi denga media
berbasis teks ini menjadi interaktif.
Petunjuk berikut yang
dapat membantu menyiapkan media berbasis tes yang interaktif.
·
Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses,
dan dikuasai.
·
Pertimbangkan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan
latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
·
Pertimbangkan hasil analisis respons siswa.
·
Siapkan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai kemampuan.
·
Gunakan beragam jenis, latihan dan evaluasi seperti, main peran, studi
kasus, berlomba, atau simulasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi cetak adalah cara –cara untuk memproduksi
atau menyabarkan materi, seperti buku dan materi visual statis, yang pada
umumnya dilakukan melalui proses cetak mekanis atau fotografis. Teknologi cetak
merupakan teknologi yang pertama kali dimanfaatkan oleh banyak orang, karena karkteristik,
keunggulan dan pemanfaatan yang mudah dilakukan. Walaupun cenderung lebih
banyak kelemahan daripada keunggulan dari media cetak, namun media cetak lebih
ampuh untuk menambah daya tarik, dan memperlancar informasi yang disajikan.
Sedangkan karakteristik media cetak adalah:
1. Teks dibaca secara linear, sedangkan
visual disajikan secara parsial.
2. Menampilkan komonikasi secara satu arah dan reseptif
3. Ditampilkan secara statis atau diam
4. Pengembangannya sangat tergantung kepada
prinsip-prinsip pembahasan dan persepsi visual.
5. Berorientasi atau berpusat pada siswa.
3.2 Saran
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itulah saran dan kritik yang bersifat membangun masih sangat kami
harapkan guna penulisan makalah kami selanjutnya agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyogo, Wasis D, 2002. Dimensi
– Dimensi Teknologi Pembelajaran. Malang: Wineka Media.
Aristorahadi. WordPress. Com /
2008 / 04 /
Murtolihors. Blogspot. Com / 2008
/ 05 /
Niceceu. Blogsome. Com / 2006 /
09 / 03 /
Tidak ada komentar:
Posting Komentar